Jangan Menyandarkan Kesembuhan Pada Sebab/Perantara/Media

Mungkin sebagian orang, ketika melihat bahasa klasik dalam lafaz, berpikir bahwa itu berasal dari Nabi. Namun, sebenarnya, banyak di antaranya berasal dari kedokteran Arab klasik. Ada banyak istilah yang terdengar aneh bagi kita, termasuk para ahli pengobatan modern, hingga akhirnya mereka menyatakan bahwa ilmu pengobatan ini tidak ilmiah, Subhanallah. Teori ulama di masa lalu tentang pengobatan yang simpel, yang menurut kita aneh dan terlalu mudah, seakan tidak masuk akal bagi kita. Mengapa? Karena dengan dinamisnya ilmu kedokteran, ilmu tibb itu selalu diperbarui. Sah-sah saja, adapun urusan agama dan ibadah, itu tidak boleh diperbarui. Silakan saja, tetapi dengan berkembangnya teknologi dan dinamisnya ilmu pengobatan, kadang-kadang mereka menolak pengobatan yang simpel. Jadi, mereka menginginkan pengobatan yang rumit. Kalau tidak menggunakan x-ray dulu, mereka berpikir tidak akan sembuh dan penyakitnya tidak akan diketahui. Nah, terkadang kita mengedepankan teknologi, tapi apakah itu melemahkan tawakal kita? Sehingga kita terlalu bersandar kepada perantara-perantara untuk mencapai kesembuhan.

Di zaman dengan teknologi yang semakin tinggi, kadang orang meremehkan ilmu pengobatan yang datang dari Nabi. Orang yang diterapi oleh pamannya Kharijah bin Salt, riwayat Abi Daud, dan di Shahihkan oleh Syaikh Albani, hanya dengan rukyah surat Al-Fatihah selama 3 hari dan seharinya dilakukan 2 kali sembuh total. Sebagian mereka mengatakan tidak mungkin, orang gila itu harus disengat listrik dulu agar gelombang otaknya benar, orang yang gila itu harus minum dulu triptofan, haloperidol, dan obat-obat lain yang menurut mereka dibuat melalui penelitian laboratorium yang canggih. Tapi mereka meremehkan sesuatu yang ringan.