Kisah Nabi Ya'qub Sembuh Dari Kebutaan

Ternyata, penyakit yang diderita oleh Nabi Yakub hilang seiring dengan hilangnya penyebabnya. Sebelumnya, mata Nabi Yakub menjadi buta dan memutih karena beberapa alasan: pertama, kemarahan; kedua, kesedihan; ketiga, panik. Dalam Surat Yusuf ayat ke 84 Allah Berfirman
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
Dan Ya'qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).  
Penyakit Nabi Yakub akhirnya hilang karena penyebabnya juga hilang. Orang sakit sembuh atas takdir Allah, dan mereka sembuh dengan cara yang telah ditentukan oleh Allah, baik melalui terapis, dokter, obat herbal, atau jenis terapi lainnya, semuanya atas takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, Nabi bersabda bahwa obat dan terapi juga merupakan bagian dari takdir. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
الدواء من القدر وهو ينفع من شاء بما شاء
“Obat itu termasuk dari takdir. Dan obat bisa bermanfaat kepada siapa saja yang Allah kehendaki, untuk (penyakit) apa saja yang Allah kehendaki.” 
[Shahih Al-Jaami 3416]

Bagaimana Nabi Yusuf dan Nabi Yakub sembuh dari penyakitnya? Allah menyebutkan dalam Surat Yusuf ayat 93, “Pergilah kalian,” yang mana Nabi Yusuf memerintahkan kepada saudara-saudaranya. Nabi Yusuf tidak dendam karena semua ini terjadi atas takdir Allah. Nabi Yusuf beriman pada takdir Allah, baik takdir yang buruk maupun yang baik, karena di baliknya terdapat keindahan. Oleh karena itu, jangan pernah mengatakan bahwa Takdir buruk itu hanya di sisi kita dan menurut kita, tapi di sisi Allah Ta'ala semuanya kebaikan untuk kita.

Misalnya, jika seseorang mengalami masalah rumah tangga dan bercerai, jangan menganggapnya sebagai keburukan murni karena ada kebaikan yang mengikutinya. Setelah bercerai, mungkin seseorang mendapatkan banyak anak atau kebaikan lainnya. Ustaz sering mengingatkan bahwa takdir buruk dari Allah, seperti masalah bisnis atau bangkrut, bisa jadi di baliknya ada sesuatu yang indah. Takdir buruk bukanlah keburukan murni di mata kita; Allah ingin kebaikan bagi kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Takdir Allah adalah rahasia Allah untuk menguji keimanan kita. Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata bahwa takdir Allah seperti binatang buas yang tidak akan memakan bangkai, tetapi akan memakan yang segar-segar. Demikian pula, takdir buruk dari Allah akan mengincar hati kita yang sehat, bukan hati yang sudah mati atau hati orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Sallallahu Alaihi Wasallam. Justru, orang yang beriman dengan iman yang kuatlah yang diuji.

Bagaimana Nabi Yakub sembuh dari kebutaannya? Nabi Yusuf memerintahkan kepada saudara-saudaranya untuk membawa bajunya dan meletakkannya di wajah Nabi Yakub. Ini bukan berarti dilempar ke wajah Nabi Yakub, tetapi diletakkan dengan penuh adab. Nabi Yusuf memerintahkan saudaranya agar bajunya diletakkan di wajah ayahnya yang sudah buta. Nabi Yakub sedih selama lebih dari 30 tahun dan buta selama sekitar 6 tahun karena masalah psikis. Kemudian, setelah bajunya diletakkan di wajah ayahnya, Nabi Yakub dapat melihat kembali.

Di balik takdir buruk menurut manusia, ada keindahan. Ketika Nabi Yusuf sudah berjaya, dia mengundang seluruh keluarganya untuk menikmati kesenangan bersamanya. Ahli tafsir mengatakan bahwa Nabi Yakub dapat melihat lagi tidak lepas dari dua sebab: pertama, perasaan senang yang muncul setelah rasa sedih, panik, dan amarah hilang; kedua, ini adalah mukjizat dari Allah untuk kedua Nabi, Nabi Yusuf dan Nabi Yakub.

Penyakit hilang dengan cara menghilangkan sebabnya. Misalnya, jika anak kita demam, kita harus mencari sebabnya, bukan hanya mengobati gejalanya. Hadis Jabir bin Abdillah riwayat Imam Muslim mengatakan, “Likulli da’in dawa,” yang berarti setiap penyakit pasti ada obatnya. Sebagai dokter, perawat, atau terapis Muslim, kita harus yakin bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, seperti yang telah disabdakan oleh Nabi. Jika obat cocok dengan penyakit, maka akan sembuh dengan izin Allah. Kesembuhan adalah milik Allah, bukan milik dokter, obat, terapis, atau herbalis.

Contoh lainnya, jika ada penyakit yang sifatnya panas, berikanlah dingin, seperti demam yang dinginkan dengan air karena demam itu berasal dari hembusan jahanam. Terapi dari Nabi yang sering kita lupakan adalah jika ada orang demam, hendaknya dia dimandikan dengan air dingin, terutama di waktu sahur sebelum fajar. Dari Anas bin Malik -radhiallahu 'anhu- bersabda Nabi ﷺ:
 عن أنس بن مالك ، رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال : " إذا حم أحدكم فليشن عليه الماء البارد ثلاث ليال من السحر "
“Jika salah satu kalian mengalami demam maka segeralah mandikan dirinya dengan air dingin 3 malam di waktu sahur”.
[Hadits ini sanadnya Shahih melalui syarat imam muslim]


📱 JOIN US 
Whatsapp :
Pria (Ikhwan) :
https://chat.whatsapp.com/87nOuFobTPMF8fg4sputuk
Wanita (Akhwat) :
https://chat.whatsapp.com/EFKyhTcUNkhIfltJZSV5vl
Telegram :
https://t.me/moslemnextgeneration
Kontak MNG
https://moslemnextgeneration.com/p/kontak.html
📸Dipersilahkan join dengan channel FB/IG/YT/TG/TW abdurrahman dani
〰〰〰〰〰〰〰

🔸🔶 DONASI OPERASIONAL DAKWAH MNG 🔶🔸
Ambil kesempatan amal jariyah dan pahala yang mengalir melalui

BANK SYARIAH INDONESIA
7208885884
A/N Moslem Next Generation

📱Konfirmasi
0858-1666-1792 
Admin MNG 

〰〰〰〰〰〰〰
📡 Disebarkan dan diedit oleh :
Grup📱WA • MNG•
(Moslem & Moslemah Next Generation)
مــــجموعــــة شـــباب الــــغد
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url