Orang Hasad Temannya Setan

Kata Ibnu Qayyim rahimahullahu ta'ala, dia berkata: "Orang hasad, tukang hasad itu kayak iblis", kayak iblis yang pada hakikatnya dia tukang hasad ini pengikutnya iblis. Kalau kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, kita enggak boleh menyebut seseorang mirip iblis. 'Oh, itu loh, si Fulan itu iblis, telah menipu saya'. 'Oh, si Fulan itu iblis, dia pendusta'. 'Oh, ini dai iblis'. 'Oh, ini akhlaknya iblis'. Enggak boleh. Kenapa? Karena iblis identik dengan Logo atau moto 'Puncak kejahatan'. Kalau masih menyebut Dajal, masih boleh. 'Oh, si Fulan Dajal,' karena Dajal diambil dari kata 'dajalah', yaitu apa? Membuat kebohongan. Maka orang-orang yang suka dusta, pembohong besar dijuluki Dajal. Boleh, tapi kalau dijuluki iblis jangan ini 'Puncak kejahatan'. Adapun hakikatnya Dajal nanti ketika, di akhir zaman yang akan dibunuh oleh Nabi Isa Alaihi Salam. 

Orang hasad, hakikatnya apa? Dia, apa, hampir mirip tingkah laku iblis. Dan hakikatnya dia, ini pengikutnya iblis, bukan iblis tapi pengikutnya. Kenapa? Karena dia menginginkan apa yang dicintai setan. Disebutkan dalam firman Allah, surat Fatir ayat ke-6, 

"إِنَّ ٱلشَّيْطَـٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّۭ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ ٦" 

'Setan bagi anda musuh, maka jadikanlah dia musuh,' sedangkan orang yang hasad itu melakukan apa yang dicintai setan. Berarti enggak jadi musuhnya setan, tapi jadi teman, bahkan pengikutnya setan, yang ingin merusak manusia dengan cara menginginkan hilangnya kenikmatan yang nempel pada saudaranya, sebagaimana iblis hasad kepada Adam Alaih Salam." Dikatakan oleh Atiah Ibnu Atiyah, dia berkata pertama kali Allah itu dimaksiati makhlukNya dengan hasad. Dan zahirnya yang pertama kali hasad melakukan maksiat kepada Allah. Zahir, ya, iblis jadi bapaknya maksiat ini. Iblis, ya, bapaknya maksiat. Iblis, bapaknya hasad. Iblis, bapaknya kias batil. Iblis, bapaknya kesombongan.

Simak Video Selengkapnya di Maukah Kita Seperti Iblis Menjadi Tukang Hasad