Mengatasi Kecanduan

Rokok, zalim atau tidak?
Apakah perokok itu zalim?

Ada hadis yang menyebutkan bahwa Nabi bersabda, "لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ" yang artinya tidak boleh membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. Bahkan, perokok pasif, menurut para dokter, lebih membahayakan orang lain daripada dirinya sendiri. Zaman sekarang, banyak yang beranggapan bahwa merokok hanyalah makruh, padahal makruh itu sendiri berarti dibenci.

Ketika ditanya tentang rokok, memang tidak ada di zaman Nabi. Namun, ketidakhadiran rokok di masa Nabi bukan berarti bahwa merokok boleh dilakukan. Belum tentu. Ada hadis Nabi lainnya yang kembali menekankan bahwa tindakan yang membahayakan diri dan orang lain adalah salah. Allah juga berfirman,"وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ" (QS. Al-Baqarah: 195), "Jangan binasakan diri kalian sendiri," yang menunjukkan bahwa merokok dapat dipandang sebagai kezaliman.

Makanya, cara mengatasi kecanduan rokok, film, atau sabu-sabu, adalah dengan memberikan terapi ruqyah. Dari pengalaman pengobatan sejak tahun 2000 hingga saat ini, pengobatan paling simpel dan efektif adalah dengan ruqyah. Nasehati mereka akan bahaya rokok atau maksiat lainnya, kemudian setelah menyadari hal ini, perubahan sikap mereka akan mulai terjadi. Jika awalnya mereka menolak nasihat, setelah mereka menerima masukan, maka hati mereka akan terbuka. Proses ruqyah bisa dilakukan selama 15 menit, tanpa perlu terlalu lama. Terapi untuk mengatasi kecanduan rokok atau narkoba dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan tidak perlu biaya rehabilitasi yang mahal.

Simak Video Selengkapnya di Cara Atasi Kecanduan