Hubungan Otak Dan Jantung

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Yang dimaksud dalam hadis ini adalah jantung sebagai organ inti, bukan hati yang diartikan liver. Dalam Islam, organ inti yang menjadi pemimpin semua organ bukanlah kepala dengan otaknya, melainkan jantung dengan akalnya.

Ketika Allah berfirman:

 لَهُمْ قُلُوبٌۭ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ

(QS. Al-A’raf: 179),

Hal ini mengisyaratkan pentingnya peran jantung dalam berpikir dan berakal.

Dalam kedokteran Arab klasik, berdasarkan pemahaman hadis ini, disebutkan bahwa berpikir itu menggunakan jantung, bukan hanya otak. Bahkan, kedokteran Timur juga menyatakan hal yang serupa.

Dr. Asim Balawi meneliti bahwa di dalam jantung terdapat organ kecil dengan sekitar 40.000 sel yang memiliki kemampuan berpikir. Menariknya, daya pikir jantung ini ditemukan 60 kali lebih besar daripada daya pikir otak.

Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan hubungan antara jantung dan otak. Proses berpikir melibatkan tautan antara keduanya, tetapi jantung memiliki daya pikir 60 kali lebih cepat dibandingkan otak.

Demikianlah penekanan Islam dan ilmu kedokteran akan pentingnya jantung, tidak hanya sebagai organ fisik, tetapi juga pusat kesadaran dan akal.

Simak Video Selengkapnya di  Hubungan Otak Dan Jantung